Gebyar Vaksinasi Lamongan : Dari Gebyar menjadi “Ambyar”

MataMataDot.com || LamonganLamongan menjadi daerah dengan penyebaran covid-19 tertinggi di Jawa Timur. Hal itu bisa terlihat dari grafiknya, berbulan-bulan menjadi daerah zona Merah covid kemudian menjadi daerah yang harus menerapkan PPKM level 4 berminggu-minggu lamanya. Hingga baru beberapa hari ini Kab. Lamongan turun statusnya dari PPKM level 4 menjadi level 3.

Mungkin di dasari dengan hal itu, Pemkab Lamongan di motori Dinas Kesehatan Kab. Lamongan
menyelenggarakan Gebyar Vaksinasi Dosis 1 di Alun-Alun Lamongan Sabtu (28/8/2021).

Berharap menjadi cara yang ampuh untuk menekan persebaran covid-19 di Lamongan. Tapi acara ini di nilai negatif oleh banyak kalangan, terutama di sosial media yang menjadi trending dengan hastag #Lamonganawuran. Bagaimana tidak, kegiatan vaksinasi ini di nilai tidak efektif.

Baca Juga : Viral Gebyar Vaksinasi di Alun alun Lamongan Membludak Berebut Antrian

Di saat di berlakukannya PPKM Level 3 justru Pemkab Lamongan mengundang orang untuk melanggarnya. Di saat kita di suruh jaga jarak dan di larang berkerumun, justru pagi ini alun-alun Lamongan penuh sesak oleh warga masyarakat yang antri vaksin.

Tidak ada batasan jumlah kerumunan, tidak ada jarak bagi mereka, bahkan beberapa orang melepas masker karena tempat yang penuh sesak dan panas. Hal ini mengundang beberapa tokoh masyarakat maupun organisasi berkomentar, salah satunya dari Gemati Lamongan.

Menurut Ketua Gemati Lamongan Mahrus Ali, pemkab Lamongan terkesan Grusa-grusu dan tidak mempertimbangkan kegiatan Gebyar Vaksinasi ini. “saya tahu ini adalah upaya Pemkab Lamongan mengatasi pandemi ini, tapi harus di pertimbangkan matang-matang jangan sampai ingin “GEBYAR” tapi jadinya malah “AMBYAR” Tandas Mahrus Ali.

Baca Juga : Megilan, Warga Membanjiri Alun-alun Lamongan, Ada Gebyar Vaksinasi

Konotasi ambyar yang di lontarkan beliau ini atas dasar kekhawatiran akan semakin merebaknya covid 19 ini karena kegiatan tersebut. “ribuan orang berkumpul, tanpa jarak. Bisa jadi akan ada persebaran covid cluster alun-alun karena kecerobohan pemkab.” Kata Pria Hitam Manis itu yang sebenarnya juga hadir untuk ikut vaksin, karena di lapangan terjadi kerumunan yang luar biasa, beliau balik arah dan memilih ngopi di warung.

Menanggapi itu Ketua Gemati berpendapat, alangkah baiknya vaksinasi terus di lakukan di desa-desa. DINKES tidak perlu mengambil tupoksi UPT (Unit Pelaksana Teknis) yang sudah sangat lengkap mulai dari PUSKESMAS sampai POSKESDES. “DINKES cukup berkoordinasi dengan Kades/lurah dan PUSKESMAS sampai POSKESDES setempat, bantu mereka sosialisasi kalua ingin vaksinasi di desa efektif, atau bisa bersinergi dengan beberapa ormas NU dan Muhammadiyah atau lainnya yang ada di Lamongan untuk penyelenggaraannya”, bukan malah bikin gebyar-gebyaran.” Tambah pria yang akrab di sapa JiKrus ini.

Upaya-upaya baik pemerintah maupun masyarakat selama ini untuk menekan persebaran covid-19 seolah di cederai oleh kegiatan ini. “sudah hampir 2 bulan kita PPKM, baru turun 1 angka sudah ada insiden ini. Ini seolah menyakiti hati masyarakat yang di paksa mematuhi aturan tidak bisa bebas berjualan, sampai tidak ada pemasukan ternyata di langgar oleh pemkab sendiri!” cetusnya dengan nada meninggi.

Menutup komentar atas kegiatan ini, Ketua Gemati Lamongan berpesan. “Saya kira ini bisa menjadi pelajaran, yang sudah berlalu biar berlalu. Pemkab Lamongan harus minta maaf kepada
masyarakat atas kejadian ini. Jangan sampai kegiatan-kegiatan lain cuma ingin gebyarnya saja tanpa mempertimbangkan kemaslahatannya.” Tutup Mahrus Ali.

Komentar