matamatadot.com || Jakarta – Dubes Republik Ceko Jaroslav Dolecek berkunjung ke kawasan Taman Wisata Candi Borobudur, Dolecek beserta keluarga terpikat atas kemegahan serta nilai historis yang terpatri di reliefnya.
“Candi Borobudur sangat spesial karena menyimpan banyak informasi menarik terkait sejarah dan keterkaitan antara era Hindu-Buddha di masa silam,” tutur Dolecek.
Dolecek mengaku telah mengunjungi Borobudur dua kali, ia juga kagum atas perhatian dari masyarakat Indonesia atas peninggalan cagar budaya Borobudur.
Dirinya memandang, masyarakat Indonesia memliki kebanggaan terhadap Borobudur sebagai monumen sejarah yang terawat hingga saat ini.
“Saya terkesan oleh masyarakat Indonesia yang peduli terhadap peninggalan sejarah ini. Hal ini karena mereka sangat bangga terhadap peninggalan ini,” lanjutnya.
General Manager PT TWC Unit Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana dan petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) Mura Aristina mendampingi kunjungan dari Duta Besar LBBP Republik Ceko.
Borobudur Representasi Kejayaan Maritim Indonesia
“Dubes Ceko sangat senang berkunjung ke Borobudur. Mereka menikmati tiap cerita yang ada di Borobudur. Saat kunjungan tadi rombongan juga sampai ke stupa utama dan menikmati pemandangan dari puncak Borobudur,” terang Mura menambahkan.
Setelah melakukan kunjungan ke Candi Borobudur, rombongan memasuki Museum Samudra Raksa yang masih berada di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur.
Museum yang merepresentasikan kejayaan maritim bangsa Indonesia ini memiliki koleksi wujud utuh kapal Samudera Raksa.
Desain Kapal yang sesuai dengan relief Candi Borobudur ini telah mengarungi lautan luas dalam misi Napak tilas jalur perdagangan purba.
Dubes Ceko beserta istri dan anaknya tertegun dengan kehadiran utuh tubuh kapal Samudra Raksa di museum ini.
Didampingi GM PT TWC Unit Borobudur, mereka sempat mengintip beberapa ruang di tubuh kapal yang telah mengarungi lautan dari Jakarta hingga Tanjung Harapan, Afrika Selatan ini.
Mereka tertarik dengan pelayaran Samudra Raksa yang dhanya mengandalkan tenaga alam tanpa mesin.
“Mereka juga tertarik tentang pengalaman berlayar selama enam bulan di tengah lautan luas dalam misi penulusuran jalur perdagangan di masa lalu ini,” tutur I Gusti Putu.
“Saya pastikan akan menyebarkan informasi dan cerita ini ke khalayak publik yang luas di negeri kami. Semoga, setelah pandemi ini usai, akan banyak kunjungan Borobudur ini,” tutup Dolecek. [mtm]
Komentar