Peranan KIH Jatim Akan Menjadi Pemicu Pertumbuhan Ekonomi Nasional

matamatadot.com || Sidoarjo – Pengembangan Kawasan Industri Halal (KIH) di Sidoarjo akan menjadi salah satu pemicu meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Jatim.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Prov. Jawa Timur, Jumadi, saat mewakili Gubernur menjadi Keynote Speaker Sosialisasi Peranan KIH dalam mendorong Jawa Timur bangkit.

Jumadi mengatakan, Jatim memberikan peranannya cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

“Jatim secara nasional memberikan kontribusi 14,57 persen terhadap Produk Domistik Bruto (PDB) dan 24,58 persen PDB di Jawa,” terang Jumadi, saat sosialisasi via online, Selasa (30/03/2021).

Ia menjelaskan, pada Tahun 2020 ekonomi secara, global, nasional, regional terkontraksi. Jatim sendiri mengalami kontraksi 2,39 persen yang merupakan angka terkecil di Jawa.

Ini artinya di antara Provinsi lainnya di Pulau Jawa, Jawa Timur berhasil membangun strategi yang baik. Dengan begitu performa ekonomi di Jawa Timur menjadi lebih baik.

“Sehingga kalau ada KIH di Sidoarjo ini, transformasi industri di Jawa Timur akan semakin cepat, mungkin bisa sampai ke angka 32 persen atau sampai 35 persen dampaknya ekonomi pertumbuhannya juga akan meningkat,” ujar Jumadi.

HIPS Dorong Program KIH Jawa Timur

Menurutnya, kehadiran Halal Industri Park Sidoarjo (HIPS) juga akan mendorong program KIH di Jawa Timur. “Kita Pemprov Jawa Timur sudah menyiapkan pembinaan pembinaan, seperti pembinaan sertifikasi halal, fasilitasi dan yang lainnya,” kata Jumadi.

Jumadi juga menyampaikan pesan Gubernur Jawa Timur kepadanya, bahwa IKM saatnya memiliki building di satu kawasan yang terintegrasi dan akan menjadi yang pertama di Indonesia.

“Dan Jawa Timur memiliki konstribusi yang semakin tinggi menuju Jawa Timur Bangkit 2021,” pungkasnya.

Direktur Halal Industri Park Sidoarjo, Adi Saputra Tedja Surya, memaparkan pengembangan industri produk halal Indonesia yang berlokasi di Sidoarjo Jawa Timur, yaitu Safe N Lock Eco Industrial Park bertujuan untuk menggaet potensi pasar dunia.

Menurut Adi, dengan jumlah pemeluk Islam di dunia sebanyak 1,9 Miliar, industri halal memiliki potensi yang sangat Besar bagi perkembangan ekspor produk halal di Jawa Timur.

Mulai dari makanan dan minuman, pakaian, media and recreation, kosmetik, dan farma berpotensi untuk menjadi produk halal utama untuk diekspor ke luar negeri berpenduduk islam.

Adi menuturkan, kesiapan suatu ekosistem dan development, suatu negara memerlukan pengembangan industri halal kedepannya. Jaminan produk halal menjadi fokus ekonomi saat ini.

Salah satu pendorong untuk meningkatkan ekspor adalah dengan memaksimalkan KIH. “Kawasan industri halal ini sangat mendukung dan juga untuk kemajuan ekonomi di Jawa Timur”, kata Adi.

Berdasarkan data Global Islamic Economy Rating 2020/2021, Indonesia mengekspor produk halal sejumlah 3,8 persen.

Sedangkan mayoritas masyarakat Muslim di Indonesia masih mengonsumsi produk impor sejumlah Rp 169,7 bilion, yaitu 10 persen dari total produk halal di dunia.

Dengan mengembangkan produk berlisensi halal, Indonesia mampu memenuhi ekspor produk halal ke luar negeri.

“Dengan meningkatknya ekspor produksi halal, akan membuka lapangan pekerjaan yang luas bagi masyarakat Jawa Timur. Jawa Timur berpotensi menjadi pemain industri halal terbesar di Indonesia bahkan di dunia,” pungkasnya. [mtm]

Komentar