Polisi Ini Temukan Obat Diabetes Dari Daun Stevia

matamatadot.com || Bogor – Tidak hanya piawai tangkap penjahat, Polisi ini temukan Obat Diabetes. Kapolsek Klapanunggal, AKP M. Fadli Amri bersama rekan-rekannya berhasil menemukan produk yang berasal dari ekstrak daun stevia. Penemuan Obat Diabetes dari Daun Stevia (nama latin Stevia Rebaudiana) sendiri sebetulnya sudah ratusan tahun silam di Amerika Selatan.

Obat Diabetes dari Daun Stevia

Obat diabetes dari daun stevia termasuk jenis rumpun bunga matahari dan memiliki kandungan Steviosol yang memiliki rasa manis hingga 300 kali lipat daripada gula pasir tapi sangat rendah kalori.

Menurut AKP Fadli, bahwa sekarang dia bersama dengan rekan-rekannya mengembangkan gula cair berbahan baku ekstrak Daun Stevia.

“Kita sedang kembangkan gula cair berbahan baku daun stevia.” Kata Fadli

Fadli menjelaskan, proses produksi gula cair dari daun stevia sangatlah terjangkau. Hanya saja perlu dukungan tekhnologi yang mumpuni, sebab prosesnya menggunakan katalis enzim untuk mendapatkan esktrak daun stevia. Dan sayangnya, kata Fadli, saat ini belum ada pabrik ekstrak tersebut di Indonesia.

“Sebenarnya ini cara membuatnya terjangkau. Namun, hanya perlu dukungan tekhnologi ekstraksi daun stevia yang saat ini belum ada di Indonesia. Sehingga, harus impor dari luar negeri. Ekstrak daun stevia ini memiliki rasa yang sangat manis sekali, yaitu 300 kali lipat dari gula tebu. Artinya, daun ini memberi rasa yang lebih manis daripada gula yang biasa kita konsumsi. Namun, tetap menyehatkan sebab sangat rendah kalori.” Terang Kapolsek Klapanunggal Bogor.

Drip Sweet atau Daun Stevia

Pembuatan Drip Sweet ini, sudah melewati proses pabrikasi yang sangat modern dan sudah memiliki ijin edar BPOM serta sertifikasi Halal MUI. Bahkan, sekarang sejumlah daerah seluruh Indonesia sudah mengkonsumsi produk ini. Meski masih dalam jumlah yang tidak terlalu besar.

“Rata-rata saat ini masih banyak yang menggunakan untuk konsumsi pribadi, industri makanan dan kue. Ada juga yang kami kemas dalam botol kecil ukuran 5ml dan 30ml. Untuk hasil produksinya sementara ini bisa sekitar 300rb botol per bulan.” terang Kapolsek Klapanunggal.

Kapolsek Klapanunggal Bogor menerangkan, ide ini bermula atas keprihatinan terhadap banyaknya kerabat yang terkena penyakit diabetes padahal usianya masih relatif muda.

Tercatat pada data International Diabetes Federation (IDF), Indonesia berstatus waspada diabetes sebab menempati urutan ketujuh dari 10 negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi. Prevalensi pasien pengidap diabetes di Indonesia mencapai 6,2 persen, yang artinya ada lebih dari 10,8 juta orang menderita diabetes per tahun 2020.

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang dapat bermanfaat bagi manusia lainnya dan seisinya. Hal inilah yang menjadi prinsip hidup saya. Saya berharap produk ini bisa memberikan alternatif baru dalam memberikan rasa manis di hidup. Selain produknya yang manis dan bermanfaat, tanaman daun stevia juga bisa menjadi alternatif baru untuk di budidayakan sehingga membuka peluang untuk para petani. Dan juga kami membuka kerjasama dengan siapa saja yang ingin berjualan produk ini, komoditi baru untuk mencari rezeki.” Tutur Kapolsek.

Komoditi Baru Budidaya Daun Stevia

Fadli berharap, ada yang mau berinvestasi untuk membuat pabrik esktrak daun stevia, sebab akan sangat membantu sekali, baik dari konsumen maupun petani. Muncul komoditi baru yang bisa di budidayakan.

Budidaya daun stevia merupakan alternatif baru dengan masa panen sekitar 1,5 sampai 2 bulan. Kemudian, Penanaman dan perawatannya sangat mudah. Setelah panen, tanaman ini bisa tumbuh kembali tanpa menanam bibit baru, hanya dengan system cangkok batang di ketinggian 800 dpl.

Cerita Kapolsek kepada media, sebenarnya usaha untuk menemukan formula yang pas dan tidak pahit serta campuran yang pas komposisi dari semua bahan alami ini tidak langsung berhasil. Dia mengalami kegagalan berkali-kali dan akhirnya di tahun 2019 akhir berhasil menemukan produk yang bernama Drip Sweet. Produk obat diabetes yang terbuat dari ekstrak daun stevia dan 100 persen bahan alami lainnya.

“Sebab dari bahan dasarnya sendiri sudah rendah kalori, bahkan dalam beberapa jurnal penelitian dalam dan luar negeri. Produk ini mengandung nol koma sekian yang bisa setara dengan nol (zero) kalori sehingga lebih sehat jika penderita diabetes yang mengkonsumsi ini. Produk ini juga menawarkan harga yang lebih murah jika di compare dengan penggunaan gula tebu ataupun produk sejenis lainnya,” Pungkasnya. [Dot]

Komentar